Khutbah Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar
Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ خَلَقَ
الإِنْسَانَ، عَلَّمَهُ البَيَانَ، وَحَذَّرَهُ مِنْ آفَاتِ الْلِسَانِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَدَةً
تُفْتَحُ لِقَائِلِهَا أَبْوَابَ الجِنَانِ، وَتُغْلَقُ عَنْ أَبْوَابِ
النِيْرَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُؤَيِّدُ
بِالمُعْجِزَاتِ وَالبُرْهَانِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ، أَهْلُ البِرِّ وَالْإِيْمَانِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً
كَثِيْرًاأَمَّا بَعْدُ:أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى،
Ibadallah,Satu-satunya agama yang
benar, diridhai dan diterima oleh Allah ‘Azza wa Jalla adalah Islam.
Agama-agama selain Islam, tidak akan diterima oleh Allah ‘Azza wa Jalla.
Karena agama-agama tersebut telah mengalami penyimpangan yang fatal dan telah
dicampuri dengan tangan-tangan kotor manusia. Setelah Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam diutus, maka orang Yahudi, Nasrani dan yang lainnya wajib
masuk ke agama Islam, mengikuti Rasulullah. Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman:إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ
الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama di sisi Allah
ialah Islam.” (QS. Ali ‘Imran/3:19).
Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman:أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ
وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ
يُرْجَعُونَ
“Maka mengapa mereka mencari agama
yang lain selain agama Allah, padahal apa yang ada dilangit dan di bumi
berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa dan hanya
kepada-Nya-lah mereka dikembali-kan?” (QS. Ali ‘Imran/3:83).
Allah ‘Azza wa Jalla juga
berfirman:الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ
دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ
دِينًا
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan
agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai
Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah/5:3).
Allah ‘Azza wa Jalla juga
berfirman:وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ
دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ
“Dan barangsiapa mencari agama selain agama
Islam, dia tidak akan diterima.” (QS. Ali ‘Imran/3:85).
Apabila orang Yahudi dan Nashrani
tidak masuk dalam agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam , maka mereka pasti menjadi penghuni neraka Jahannam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ
بِيَدِهِ! لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هـٰذِهِ اْلأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَلَا
نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلَّا
كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Demi Rabb yang diri Muhammad berada
di tangan-Nya, tidaklah seorang dari umat Yahudi dan Nasrani yang mendengar
diutusnya aku (Muhammad), lalu dia mati dalam keadaan tidak beriman dengan apa
yang aku diutus dengannya (Islam), niscaya dia termasuk penghuni neraka.” (HR.
Muslim).Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Rasul yang
terakhir dan penutup. Syariat yang Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
bawa menghapus syariat sebelumnya. Allah ‘Azza wa Jalla tidak menerima
agama dari seorang hamba selain dari agama Islam. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam diperintahkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla untuk
mengajak orang-orang Yahudi dan Nashrani masuk ke dalam agama Islam, karena
setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, maka tidak
ada Nabi lagi sesudah Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak ada
agama kecuali agama Islam. Bahkan seandainya Nabi Musa Alaihissallam masih
hidup, maka dia wajib mengikuti agama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam.Sebagaimana yang terjadi pada Umar bin al-Khaththab radhiyallahu
‘anhu, ketika itu Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang dan
membaca lembaran Taurat, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
أَمُتَهَوِّكُوْنَ فِيْهَا يَا ابْنَ
الْـخَطَّابِ؟ وَالَّذِيْ نَفْسِـيْ بِيَدِهِ ، لَقَدْ جِئْتُكُمْ بِهَا بَيْضَاءَ
نَقِيَّةً ، لَا تَسْأَلُوْهُمْ عَنْ شَيْءٍ فَيُخْبِرُوْكُمْ بِحَـقٍّ
فَتُكَذِّبُوْا بِهِ ، أَوْ بِبَاطِلٍ فَتُصَدِّقُوْا بِهِ ، وَالَّذِيْ نَفْسِـيْ
بِيَدِهِ ، لَوْ أَنَّ مُوْسَى كَانَ حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلَّاأَنْ
يَتَّبِعَنِـيْ
“Apakah engkau merasa ragu, wahai
Umar bin al-Khaththab? Demi Allah yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh
aku telah membawa kepada kalian agama ini dalam keadaan putih bersih. Janganlah
kalian tanya kepada mereka tentang sesuatu, sebab nanti mereka kabarkan yang
benar namun kalian mendustakan, atau mereka kabarkan yang bathil lalu kalian
membenarkannya. Demi Allah yang diri Muhammad berada di tangan-Nya! Seandainya
Nabi Musa itu hidup, maka tidak boleh baginya melainkan harus mengikuti aku.”
(HR. Ahmad, ad-Darimi, dan Ibnu Abi ‘Ashim).
Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman:قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ
تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ
إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا
أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا
مُسْلِمُونَ
Katakanlah (Muhammad): ‘Wahai ahli
Kitab, marilah (kita menuju) kepada suatu kalimat (pegangan) yang sama antara
kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun dan bahwa kita tidak menjadikan satu
sama lain tuhan-tuhan selain Allah.’ Jika mereka berpaling maka katakanlah
(kepada mereka): ‘Saksikanlah, bahwa kami termasuk orang-orang muslim.” (QS.
Ali ‘Imran/3:64).Pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Allah ‘Azza wa Jalla telah menjelaskan dalam Alquran bahwa Yahudi dan
Nasrani selalu berusaha untuk memurtadkan dan menyesatkan kaum Muslimin dan
mengembalikan mereka kepada kekafiran, mengajak kaum Muslimin kepada agama
Yahudi dan Nasrani. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ
أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
“Banyak di antara ahli Kitab
menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman
menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dari dalam diri mereka, setelah
kebenaran jelas bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah/2:109).
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ
وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani
tidak akan ridha kepada kamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka.”
(QS. Al-Baqarah/2:120).
Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa
Islam satu-satunya agama yang benar, adapun selain Islam tidak benar dan tidak
diterima oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Ayat-ayat di atas juga menjelaskan
bahwa orang Yahudi dan Nasrani tidak senang kepada Islam serta tidak ridha
kecuali jika umat Islam mengikuti mereka. Mereka berusaha untuk menyesatkan dan
memurtadkan umat Islam dengan berbagai cara. Saat ini gencar sekali dihembuskan
propaganda penyatuan agama, yang menyatakan konsep satu Tuhan tiga agama. Hal
ini tidak bisa diterima, baik secara nash (dalil Alquran dan as-Sunnah) maupun
akal. Ini hanyalah angan-angan semu belaka. Kesesatan ini telah dibantah oleh
Allah ‘Azza wa Jalla dalam Alquran:
وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ
إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ ۗ قُلْ هَاتُوا
بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ ﴿١١١﴾ بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ
لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani)
berkata, ‘Tidak akan masuk Surga kecuali orang-orang Yahudi atau Nasrani.’Itu
(hanya) angan-angan mereka.Katakanlah, ‘Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu
adalah orang-orang yang benar. Tidak! Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Allah, dan ia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Rabb-nya dan
tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati’.” (QS.
Al-Baqarah/2:111-112).Allah ‘Azza wa Jalla kemudian menjelaskan bahwa
orang yang ikhlas dan ittiba’, tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan mereka
akan mendapat balasan yang menggembirakan di akhirat. Sedangkan propaganda
tersebut merupakan tipuan mereka (orang Yahudi dan Nasrani) agar kaum Muslimin
keluar dari ke-Islamannya dan memeluk agama Yahudi atau Nasrani. Bahkan mereka
memberikan iming-iming, jika mengikuti agama mereka, orang Islam akan mendapat
petunjuk. Padahal Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan kita untuk
mengikuti agama Ibrahîm Alaihissallam yang lurus, agama tauhid yang
terpelihara. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَقَالُوا كُونُوا هُودًا أَوْ
نَصَارَىٰ تَهْتَدُوا ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ
مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Dan mereka berkata, ‘Jadilah kamu
(penganut) Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk.’Katakanlah,
‘(Tidak!) tetapi (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus.Dan dia tidak
termasuk orang yang mempersekutukan Allah.” (QS. Al-Baqarah/2:135).Untuk itu,
kita wajib berhati-hati dan waspada terhadap propaganda-propaganda sesat, yang
menyatakan bahwa, ‘Semua agama adalah baik’, ‘kebersamaan antar agama’, ‘satu
tuhan tiga agama’, ‘persaudaraan antar agama’, ‘persatuan agama’, ‘perhimpunan
agama samawi’, ‘persatuan agama Ibrahimiyyah’, ‘persatuan agama Ilahi’,
‘persatuan kaum beriman’, ‘pengikut millah’, ‘persatuan umat manusia’,
‘persatuan agama-agama tingkat nasional’, ‘persatuan agama-agama tingkat
internasional’, ‘persaudaraan agama’, ‘satu surga banyak jalan’, ‘dialog antar
umat beragama’. Muncul juga dengan nama ‘persaudaraan Islam-Nasrani’ atau
‘Himpunan Islam Nasrani Anti Komunisme’ atau ‘Jaringan Islam Liberal
(JIL)’.Semua slogan dan propaganda tersebut bertujuan untuk menyesatkan umat
Islam, dengan memberikan simpati ke agama Nasrani dan Yahudi, mendangkalkan
pengetahuan umat Islam tentang Islam yang haq, menghilangkan ‘aqidah al-wala’
wal bara’ (cinta/loyal kepada kaum Mukminin dan berlepas diri dari selainnya),
dan mengembangkan pemikiran anti agama Islam. Dari semua sisi hal ini sangat
merugikan Islam dan umatnya.Semua propaganda sesat tersebut merusak ‘aqidah
Islam, padahal ‘aqidah merupakan hal yang paling pokok dan asas dalam agama
Islam ini, karena agama ini mengajarkan prinsip ibadah yang benar kepada Allah ‘Azza
wa Jalla.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ البَيَانِ وَالذِّكْرِ
الحَكِيْمِ.أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ
الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
العَالَمِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَإِخْوَانِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً
كَثِيْرًا،أَمَّا بَعْدُ:يُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى،
Ibadallah,Oleh karena itu, seorang
yang beriman kepada Allah ‘Azza wa Jalla sebagai Rabb-nya, Islam sebagai
agamanya, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Nabinya,
tidak boleh ikut dalam seminar-seminar, perkumpulan, pertemuan, yayasan dan
organisasi mereka. Tidak boleh pula menjadi anggota mereka. Bahkan ia wajib
menjauhinya, mewaspadainya dan takut terhadap akibat buruknya. Ia harus
menolaknya, memusuhinya dan menampakkan penolakannya secara terang-terangan
serta mengusirnya dari negeri kaum Muslimin. Ia wajib mengikis pemikiran sesat
itu dari benak kaum Muslimin, membasmi sampai ke akar-akarnya, mengucilkannya,
dan membendungnya. Pemerintah Muslim wajib menegakkan sanksi murtad terhadap
pengikut propaganda tersebut, setelah terpenuhi syarat-syaratnya dan tidak
adanya penghalang. Hal itu dilakukan demi menjaga keutuhan agama dan sebagai
peringatan terhadap orang-orang yang mempermainkan agama, dan dalam rangka
mentaati Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa
sallam serta demi tegaknya syariat Islam yang suci.Hendaknya setiap Muslim
mengetahui hakikat propaganda ini. Ia tidak lain hanyalah benih-benih filsafat
yang berkembang di alam politik yang berujung pada kesesatan. Muncul dengan
mengenakan baju baru untuk memangsa korban, memangsa ‘aqidah mereka, tanah air
mereka dan merenggut kekuasaan mereka.Oleh karena itu, wajib bagi kaum Muslimin
untuk bara’ (berlepas diri dari kekufuran).Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat
untuk kaum Muslimin serta menambah keyakinan mereka tentang benarnya agama
Islam dan wajib berlepas diri dari semua kesyirikan dan kekafiran. Dan kita
wajib untuk bermuamalah dengan baik sesuai dengan syariat Islam dan tidak boleh
sekali-kali mengorbankan aqidah dan agama dalam bermuamalah dan lainnya.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ خَيْرَ الحَدِيْثِ
كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ بِدْعَةٍ
ضَلَالَةٌ.وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ يَدَ اللهِ عَلَى الجَمَاعَةِ
وَمَنْ شَذَّ شَذَّ فِي النَّارِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ فَقَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى:(إِنَّ اللَّهَ
وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ
الرَاشِدِيْنَ، اَلْأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ، أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ،
وَعُثْمَانَ، وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ
التَّابِعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنَ.اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ
وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلْ هَذَا البَلَدَ
آمِناً مُطْمَئِنّاً، وَسَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا رَبَّ
العَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغَلَا وَالْوَبَا وَالرِّبَا
وَالزِّنَا وَالْزَلَازِلَ وَالمِحَنِ وَسُوْءَ الفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا
بَطَنَ عَنْ بِلَادِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا
رَبَّ العَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَلِّي عَلَيْنَا خِيَارَنَا وَكْفِيْنَا شَرَّ
شِرَرَنَا وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَا لَا يَخَافُوْكَ وَلَا
يَرْحَمُنَا، اَللَّهُمَّ اجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ
وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ
أَمْرِنَا لِمَا فِيْهِ صَلَاحَهُ وَصَلَاحَ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ،
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ بِطَانَتَهُ وَجُلَسَاءَهُ وَمُسْتَشَارِيْهِ وَأَبْعَدْ
عَنْهُ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالمُفْسِدِيْنَ (رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ
أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ)، وَقِنَا شَرَّ الفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا
بَطَنَ (رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ)،
(وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ).عِبَادَ اللهِ، (إِنَّ
اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُونَ)، (وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا
الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً
إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ)، فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلِذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ
يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ .
Post a Comment for "Khutbah Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar"